Di zaman modern ini, pacaran merupakan hal yang biasa. Banyak yang bilang padaku : “kalau kita tidak saling mengenal, bagaimana kita dapat menikah??? Setidaknya kita harus saling cocok dan saling cinta baru bisa menikah.”
Sayapun berkenalan dan berpacaran dengan beberapa pria.
Lantas, apa yang saya dapatkan dari berpacaran???
Sebagai wanita yang saya dapatkan hanya kerugian…
Kalau kita berpacaran, kerugian terbesar ada dipihak wanita.
Tidak sadarkah kita para wanita… begitu mudahnya kaum pria menggenggam tangan kita, memeluk tubuh kita, mencium kita bahkan ada yang sampai melakukan hubungan intim dengan kekasih mereka dengan alasan cinta.
Semakin kita terlena dengan kata-kata pria, semakin banyak kerugian dan dosa yang akan kita dapatkan.
“Kesucian” seorang wanita adalah harta yang paling berharga. Dan sekali kita memberikan”kesucian” kita… maka “kesucian” kita tidak akan pernah kembali lagi.
Kadang pria berjanji untuk menikahi kita… tapi terkadang janji hanya tinggal janji.
Sebuah kata tanpa makna…begitu gampang terucap tapi begitu mudah dilupakan. Dan akhirnya pria tersebut pergi dan tak kembali. Tinggallah sang wanita menanggung aib seorang diri. Banyak yang memilih jalan aborsi, ada yang malah bunuh diri karena tak kuasa menahan malu.
Dalam Islam, berduaan itu dilarang, apalagi berzina….itu dosa besar.
Sekali lagi, Islam sangat menjaga wanita dan menjunjung tinggi derajat wanita. Hubungan diluar pernikahan tidak dibolehkan. Karena kalau berpacaran yang paling banyak dirugikan adalah kaum wanita.
Kerugian pria kebanyakan hanya di materi saja tapi materi bisa dicari lagi tapi kesucian tidak akan pernah kembali.
Betapa indahnya kalau kesucian kita persembahkan hanya pada suami kita di malam pertama. Itulah salah satu surga dunia.
Keuntungan lain dengan tidak berpacaran ialah hati kita suci…cinta pertama hanya untuk suami..jadi dihati kita tidak ada pria lain. Pikirkan, bagaimana perasaan seorang suami jika pada saat berhubungan kita masih memikirkan mantan kekasih kita karena tidak semua wanita mudah melupakan mantan kekasih, ada bahkan yang masih mencintai mantannya hingga mereka tua.
Sebagai seorang wanita, saya merasakan sendiri begitu sulitnya melupakan pria yang pernah kita cintai, apalagi kalau begitu banyak kenangan pada saat berpacaran. Wanita dilahirkan dengan perasaan yang peka sehingga berfikir dan memutuskan sesuatu terkadang hanya memakai perasaan bukan logika.
Untuk itu diperlukan pondasi “iman” yang kuat agar kita tidak mudah berputus asa.
Saya rasa untuk menikah tidak diperlukan proses pacaran. Cukup dengan mencari tau segala sesuatu tentang orang yang kita sukai dari sumber yang dapat kita percayai atau dalam Islam dikenal proses Ta’aruf.
0 komentar:
Posting Komentar